Wall Street Merosot, Terbebani Lonjakan Yield Amerika dan Tensi Timur Tengah
Tuesday, April 16, 2024       04:40 WIB

Ipotnews - Bursa ekuitas Wall Street melemah tajam, Senin, karena kenaikan imbal hasil dan kekhawatiran konflik di Timur Tengah meredamnya kuatnya laba Goldman Sachs dan data penjualan ritel Amerika Serikat yang panas.
Dow Jones Industrial Average ditutup turun 248,13 poin, atau 0,65%, menjadi 37.735,11, S&P 500 kehilangan 61,59 poin, atau 1,20%, menjadi 5.061,82 dan Nasdaq Composite Index anjlok 290,07 poin, atau 1,79%, menjadi 15.885,02, demikian laporan  Reuters  dan  Investing,  di New York, Senin (15/4) atau Selasa (16/4) pagi WIB.
Masing-masing dari 11 sektor utama S&P melemah, dengan real estate dan utilitas yang sensitif terhadap suku bunga termasuk yang membukukan kinerja terburuk.
S&P 500 kini merosot 2,64% selama dua sesi terakhir, penurunan dua hari terbesar sejak awal Maret 2023. Indeks berbasis luas itu juga ditutup di bawah rata-rata pergerakan 50 hari, level technical support, untuk pertama kalinya sejak 2 November.
Dengan S&P 500 menjauh dari persentase penurunan satu hari terbesar sejak 31 Januari di sesi sebelumnya, saham dibuka lebih tinggi setelah data menunjukkan penjualan ritel meningkat lebih dari perkiraan sepanjang Maret.
Juga memberikan dukungan awal adalah kenaikan beberapa saham keuangan setelah laporan keuangan kuartalannya dirilis, dengan Goldman Sachs melambung 2,92% menyusul laba kuartal pertama mengalahkan perkiraan Wall Street, didorong pemulihan dalam underwriting, transaksi dan perdagangan obligasi yang meningkatkan laba per saham ke level tertinggi sejak akhir 2021.
M&T Bank melonjak 4,74% setelah memperkirakan net interest income tahunan yang lebih baik dari ekspektasi, sementara broker Charles Schwab melesat 1,71% meski melaporkan penurunan laba kuartalan. Saham tersebut merupakan tiga pemain terbaik di sektor keuangan S&P 500.
Namun kenaikan tersebut memudar karena kekhawatiran permusuhan antara Israel dan Iran akan terus berkobar, dan imbal hasil US Treasury melonjak, dengan yield surat utang bertenor 10 tahun mencapai level tertinggi sejak November.
"Kita melihat sedikit kenaikan pagi ini karena mungkin orang berpikir 'OK, saham mengalami tekanan jual pada sesi Jumat' untuk mengantisipasi sesuatu yang sangat buruk terjadi di Timur Tengah," kata Ken Polcari, Managing Partner Kace Capital Advisors di Boca Raton, Florida.
"Semua masalah geopolitik akan menimbulkan ketegangan dan kecemasan di pasar, kesadaran bahwa suku bunga tidak akan turun dalam waktu dekat akhirnya akan menjadi kenyataan, itulah yang dikatakan pasar obligasi kepada kita, bahwa suku bunga akan bergerak lebih tinggi."
Israel menghadapi tekanan yang semakin besar dari sekutunya untuk menahan diri dan menghindari eskalasi konflik di Timur Tengah ketika mempertimbangkan bagaimana menanggapi serangan rudal dan drone Iran, akhir pekan lalu, yang diluncurkan setelah dugaan serangan Israel terhadap kedutaan besarnya.
Saham Wall Street mengalami kesulitan baru-baru ini, dengan S&P 500 mencatat penurunan selama dua minggu berturut-turut dan persentase pelemahan mingguan terbesar sejak Oktober, pekan lalu, karena investor memundurkan ekspektasi mengenai waktu dan ukuran pemotongan suku bunga dari Federal Reserve.
Saham Apple anjlok 2,19% sebagai salah satu penghambat terbesar pergerakan S&P 500 setelah data dari firma riset IDC menunjukkan pengiriman ponsel pintar raksasa teknologi tersebut merosot sekitar 10% pada kuartal pertama 2024.
Tesla tersungkur 5,6% setelah pabrikan kendaraan listrik tersebut mengatakan akan memberhentikan lebih dari 10% tenaga kerja globalnya, menurut memo internal yang dilihat oleh  Reuters. 
Salesforce tersandung 7,28% setelah  Reuters  melaporkan, mengutip sebuah sumber, bahwa pabrikan perangkat lunak customer relations itu sedang dalam pembicaraan lanjutan untuk mengakuisisi Informatica.
Volume di bursa Wall Street tercatat 11,53 miliar lembar saham, dibandingkan rata-rata 11,03 miliar saham untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir. ( CNBC /ef)
Saham berkinerja terbaik di Dow
-Goldman Sachs Group Inc (2,89%)
-Intel Corporation (1,74%)
-UnitedHealth Group Incorporated (1,43%)
Saham berkinerja terburuk
-Salesforce Inc (-7,33%)
-Apple Inc (-2,19%)
-Microsoft Corporation (-1,96%)
Saham berkinerja terbaik di S&P 500
-M&T Bank Corp (4,70%)
-Goldman Sachs Group Inc (2,89%)
-Veralto Corp (2,85%)
Saham berkinerja terburuk
-Salesforce Inc (-7,33%)
-Tesla Inc (-5,59%)
-Globe Life Inc (-5,53%)
Saham berkinerja terbaik di Nasdaq
-Kaival Brands Innovations Group Inc (135,96%)
-Longeveron LLC (73,37%)
-Hub Cyber Security Ltd (50,00%)
Saham berkinerja terburuk
-Marinus Pharmaceuticals Inc (-82,71%)
-Complete Solaria Inc (-45,92%)
-Swvl Holdings Corp (-38,88%).

Sumber : Admin